PALANGKA RAYA - Eldoniel Mahar, mungkin sebagian kita jarang mengenal akan nama sosok ini di kalangan masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya kota Palangka Raya. Mahir Mahar adalah salah satu tokoh pendiri dan lahirnya Provinsi Kateng saat ini yang juga disebutkan sebagai Bumi Tambun Bungai atau juga Bumi Pancasila.
Jasa - jasa almarhum kakek beliau (Mahir Mahar) saat ini juga terukir dibadan jalan terbesar di Kota Palangka Raya saat. Tentunya sosok Mahir Mahar memiliki nilai tersendiri seperti tokoh Tjilik Riwut saat itu.
Menyingkapi kemelut paska Pemilihan Umum Legislatif khususnya Kota Palangka Raya, 14 Pebuari 2024 lalu. Ada Anomali atau bahasa lainya kejadian aneh, sosok Eldoniel Mahar atau biasa disapa Edon namanya tidak ada tertera di surat suara pemilihan Legislatif kota Palangka Raya dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Hal tersebut menjadi banyak pertanyaan bagi kalangan yang memang bersimpatik kepada sosok ini, yang juga giat dalam sosial kehidupan di Kota Palangka Raya.
Pada kesempatan ini, sosok Eldoniel Mahar merangkum semua kronologis masalah yang dialami sebagai salah satu kandidat bakal calon anggota Legislatif dari Partai PSI Kalteng, dan menyampaikan agar semua bisa jelas dan mengerti, kenapa sosok ini tidak bisa berbicara secara terbuka.
"Secara pribadi sendiri, saya sangat menyayangi Partai PSI. Karena PSI seperti diri saya sendiri, tidak mungkin saya menjatuhkannya, " kata Eldoniel Mahar, kepada media ini, sore rabu (28/02).
Edon menyampaikan ada empat poin penting yang perlu disampaikan untuk memperjelas keadaannya yang tidak ada di surat suara pemilihan Legislatif kota Palangka Raya dari Partai PSI.
Pertama memang dirinya mengundurkan diri sebagai bacaleg namun tidak pernah (Terlintas sedikitpun) mundur dari Partai Solidaritas Indonesia.
Kedua tak peduli apapun status saya di PSI (Meski bukan pengurus, bukan pula caleg ataupun caleg) selalu kader PSI saya tetap akan terus bersuara dan berbuat melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies dan Fenomena Capres 2024
|
Pernyataan ketua DPW PSI Kalteng di media online beberapa hari lalu, yang secara terbuka mengalihkan / mengarahkan pertanyaan kepada saya, telah menimbulkan konsekwensi (Tanggung Jawab) sosial tak terhindarkan bagi saya untuk (Mau tidak mau) menjelaskan latar belakang hilangnya nama saya (Dari Pencalegkan) secara terbuka pula ke publik.
Ini saya lakukan semata mata dilandasi rasa cinta pada PSI, semoga dapat menjawab rasa ingin tahu berbagai pihak, serta bermanfaat bagi PSI Kalimantan Tengah, agar (ke depannya) bisa lebih baik lagi.
"Ini respon saya terhadap statmen ketua DPW PSI Kalteng, ibu Pancani Gandrung lewat media online, " ungkap Edon menyampaikan.
Lebih jelas, Eldoniel Mahar menceritakan. Pada awalnya dirinya ditempatkan di nomor urut 1 pada daftar Bacaleg Dapil 2 Kota Palangka Raya. Kemudian ketua DPW PSI Kalteng, sis Pancani Gandrung "telah menerima tekanan" dari kelompok suku Ma'ayan (Yang merupakan suku sis Pancani Gandrung sendiri) sehingga yang bersangkutan menurunkan saya menjadi nomor urut 2 dan menempatkan orang dari kelompok tersebut pada nomor urut 1 (Yang Notebene anggota baru dan bukan pengurus partai).
Atas dasar tersebut diatas, Eldoniel Mahar meminta penjelasan dari ketua DPD PSI Kota Palangka Raya, Bro Nasotion dan mendapat info bahwa semua itu benar sehingga saya ditempatkan pada urut 2.
"Hal ini semua sudah saya sampaikan ke pihak DPP PSI Pusat, baik melalui surat resmi pengunduran diri saya, " beber Edon.
Apa yang telah dilakukan oleh Ketua DPW PSI Kalteng, tentunya bertolak belakang dari amanah partai PSI selama ini. Prinsip dan visi yang selalu didengungkan, diarahkan, disampaikan oleh ketua DPP PSI yaitu mengutamakan, memprioritaskan pengurus dalam hal Pencalegkan.
Namun pihak ketua DPW PSI Kalteng beralasan lain, bahwa itu adalah strategi pemenangan partai walaupun mengorbankan dirinya selaku pengurus inti partai saat sebagai bendahara partai PSI Kalteng. Apakah dengan mengorbankan pengurus inti dengan mengalihkan nomor urut satu kemudian menjadi nomor dua, dengan menempatkan orang baru bukan pengurus inti.
"Hal ini lah sulit bagi saya pribadi sampaikan ke khalayak umum, karena ini internal partai, " Kata Eldoniel Mahar.
Sikap seorang ketua DPW PSI Kalteng tentunya menjadikan bom waktu untuk PSI Kalteng kedepannya. Apakah dengan sikap seperti yang telah terjadi, PSI Kalteng bisa seperti diharapkan anggotanya, maka akan jauh terbalik lurus dari harapan semua.
"Seyogyanya semua kebijakan atau keputusan sis Pancani sejalan tegak lurus mengikuti arahan DPP PSI Pusat, dengan mengedepankan prinsip " Satu kata dan perbuatan" mengingat hal tersebut jauh lebih berharga dari sekedar kedudukan, jabatan, uang, harta ataupun kekayaan, " urai Edon menceritakan.
Edon menyampaikan telah bergabung dengan PSI Kalteng, hampir lebih 3 tahun silam. Niat dan motivasi yang telah ditanamkan sejak bergabung PSI Kalteng untuk bisa mengikuti pesta demokrasi tahun 2024 dengan peserta caleg PSI kota Palangka Raya, dengan target sasaran menempati nomor urut 1 dan bukan nomor urut 2, artinya dirinya tidak bersedia ikut sebagai caleg PSI pada nomor urut tersebut.
Eldoniel Mahar, dalam upaya nya selama ini hampir tiga tahun melibatkan diri ikut membantu mempertahankan eksistensi PSI Kota Palangka Raya, diantara nya selaku kader partai PSI dan berbagai statmen di media massa baik secara pribadi menggalang dukungan dari berbagai kalangan yang sebagian besar berasal dari suku Dayak Ngaju, termasuk lingkungan keluarga besar kakek nya Mahir Mahar, serta keluarga besar kakek buyutnya Hausman Baboe (Tokoh pergerakan rakyat Dayak di Zaman Penjajahan).
Selain itu dari suku Ma'ayan yang langsung koordinasi dan diskusi dengan Pepet/Petro Leiden, Cs yang merupakan putera pendiri sekaligus Ketua Pertama dan terlama Kerukunan Warga Dusmala yang menaungi suku Dayak Ma'ayan , ditambakannya dari etnis Tionghoa yang berasal dari pertemanan lingkungan kerja.
"Hal - hal apa yang selama ini saya lakukan untuk PSI Kalteng, saya telah berbuat semua. Diperkirakan suara saya mampu mencapai 2.000 lebih suara pemilih dan optimis mendapatkan satu kursi di DPRD Palangka Raya, " tandasnya.
Maka mempertegas masalah ini, maka dirinya mundur pada saat itu sebagai Caleg PSI Kota Palangka Raya dari urut 1 ke urut 2 dikarenakan tidak mau suara potensial yang telah diupayakan selama ini justru menguntungkan calon lain manakala diberlakukan sistim pemilihan tertutup, dimana dirinya pada saat itu ditempatkan pada nomor urut dua. ***